disdik.purwakartakab.go.id -- Musim sulit diprediksi, kemarau dan hujan berganti dengan intensitas tinggi. Kekeringan masih terus terjadi, yang harus jadi pengalaman serta di antisipasi, agar kekeringan tidak terus dan terus lagi terjadi, meskipun kemarau lama terjadi.
Kepedulian terhadap lingkungan seperti reboisasi harus menjadi budaya resmi, diajarkan mulai dari anak usia dini, agar masalah udara dan air terus terjaga dan tidak langka lagi.
"Salah satu bentuk prestasi adalah kepedulian manjaga lingkungan, bagaimana tetap bisa menjaga kelestarian alam, menumbuhkan kesadaran kepada semua agar menanam bukan hanya menebang, karena udara dan air merupakan kebutuhan pokok yang tak dapat tergantikan". Jelas Endang Sekarditianingsih, pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah SD Negeri Palinggihan Plered Purwakarta, Kamis (7/9), disekolahnya.
Sebagai bentuk antisipasi, peduli terhadap lingkungan, SD Negeri Palinggihan terus berupaya menjaga lingkungan dengan menanam tanaman di kebun sekolah.
"Kesulitan air memang menjadi kendala utama saat ini, dimana-mana. Tetapi jangan kemudian karena itu kita berpangku tangan berdiam diri, tidak melakukan upaya sebagai bentuk peduli, terus lakukan semampu yang kita bisa, karena segala sesuatu harus dicarikan solusinya". Ungkapnya.
"Menanam dikebun sekolah, lanjut Endang, merupakan bukti Budi pekerti, bukti peduli, bukti cinta sesama, bukti syukur kepada sang pencipta, bentuk implementasi dari rasa cinta kepada semua, yang harus ditanam dan ditumbuh kembangkan". Tandasnya.
Dengan udara bersih serta ketersediaan air, Endang kembali menegaskan jika semua itu menjadi penunjang prestasi dibidang lainnya.
"Jaga kebersihannya, sejuk lingkungannya, cukup ketersediaan airnya, menjadi penunjang prestasi akademik non akademik lainnya. Karena dimanapun tempat yang kita merasa betah, bisa jadi akan menjadi penyebab prestasi melimpah". Pungkasnya. (MDI/Red)
Oleh : Nurdin 
Oleh : Mira Habibah 
Oleh : Nurdin 
